perempuan itu sebenarnya biasa-biasa saja, sama dengan aku yang juga tak pernah lelah menelusuri garis pada telapak tangan sebagai rel yang sama dan berharap kelak dipertemukan,
seperti halnya hujan yang basah dan airmata yang linang,
keduanya serupa, wujud atas ciri yang sama jika disandingkan,
aku pun tak peduli dengan perempuan yang terkitabkan sebagai bagian dari laki-laki,
walaupun sejujurnya aku meyakini hal itu, sebagai sejarah yang tak beda dalam tuntunan serta tuntutan masing-masing di antara kita,
kita sama memiliki peran dan tempat yang tak jauh beda,
yang tidak hanya seumpama, namun benar-benar sama.
karena kau dan aku adalah janji yang belum pernah sempurna,
sama-sama berupaya menakar perbedaan dalam persamaan ujung rambut yang kelak kita ikatkan.
sebagai tujuan yang berlindung dan akan segera kita surgakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar